Sabtu, 10 Maret 2012


                                                    Pendidikan Karakter


Para pegiat pendidikan karakter mencoba melukiskan pilar-pilar penting dalam pendidikan karakter dalam gambar berikut.
pendidikan karakter meliputi 9 (sembilan) pilar yang saling kait-mengait, yaitu :

1.        responsibility (tanggung jawab);
2.        respect (rasa hormat);
3.        fairness (keadilan);
4.        courage (keberanian);
5.        honesty (kejujuran);
6.        citizenship (kewarganegaraan);
7.        self-discipline (disiplin diri);
8.        caring (peduli), dan
9.      perseverance (ketekunan).
         Sumber: www.google.com
Dalam gambar tersebut, dijelaskan bahwa nilai-nilai dasar kemanusian yang harus dikembangkan melalui pendidikan bervariasi antara lima sampai sepuluh aspek. Di samping itu, pendidikan karakter memang harus mulai dibangun di rumah (home), dan dikembangkan di lembaga pendidikan sekolah (school), bahkan diterapkan secara nyata di dalam masyarakat (community) dan bahkan termasuk di dalamnya adalah dunia usaha dan dunia industri (bussiness).
Berkenaan dengan pengertian karakter, dalam tulisan di laman Mandikdasmen, Direktur tur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Suyanto, PhD menjelaskan sebagai berikut. Karakter adalah “cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas setiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara”.
Seperti itulah gambaran umum mengenai pendidikan karakter yang dilakukan oleh para penggiat pendidikan, dan juga contoh kecil bisa kita ambil untuk mengembalikan karakter pelajar di Indonesia ini, adalah Seminar Pendidikan yang diadakan oleh kawan – kawan HMI KIP Bidang P3A, yang bertema kan “Membangun Kelas Berkarakter”, dengan konsep yang diberikan bahwa pendidikan berkarakter di bangun didalam ruangan kelas sendiri menurut kabid P3A sdr. Islah Z.S Yeubun. Seminar tersebut cukup mengesankan bagi HMI KIP tahun karena beberapa tahun program kegiatan tersebut tidak pernah dilakukan. Seminar tersebut banyak menarik peminat , baik itu di kalangan internalnya lainnya. Seminar pendidikan berjalan dengan lancar sesuai dengan output yang direncanakan oleh panitia ,walaupun ada beberapa kendala akan tetapi kendala –kendala tersebut teratasi dengan baik, semua ini berkat perjuangan kawan – kawan panitia , yang merupakan kader baru HMI KIP 2011, dan juga merupakan pengalaman pertama mereka men jadi panitiadi dalam HMI KIP sendiri, semoga pengalaman ini sangat berkesan bagi kawan – kawan.
(Rahmat Hidayat, Pendidikan Matematika dan Komputasi,umm )

Mau kemana negara Indonesia ini
Ini masih di pertanyakan mau kemana bangsa Indonesia ini yang semakin lama semakin kacau saja. Coba ki sejenak melihat masyarakat- masyarakt golongan menengah kebawah. Mereka mencari sesuap nasi pun kesulitan. Sebagai buruh tani yang bukan sawah miliknya sendiri, yang mencangkul setiap harinya dengan penuh lelah tetapi merke tetap berusa menerima kenyataan hidupnya. Kebutuhan pangan setiap waktu melonjak. Hidup pas pasan di gubunk tua yang perlu uluran pemerintah saat ini.
Tetapi kebalikannya pemerintah yang hidup sudah menengah ke atas. Yang kerja di perkantoran pakai  AC, didalam gedung yang tidak panas dan hidup enak. Tetapi mereka belum puas dengan apa yang mereka dapatkan. Negara Indonesia baru baru ini membeli mobil mobil mewah untuk pemerintah. Sudah kaya naik mobil mewah, siapa coba yang tidak menginginkannya?. Tambah kacau saja negara, adapepatah  “  yang kaya tambah kaya, yang miskin  tambah miskin ” apa semacam itu negara ini.
Negara  yang terlalu konsumerisme, apa tidak sebaiknya dari pada membeli mobil buat pemerintah lebih baik buat bantuan untuk orang- orang  golongan menengah ke bawah, apalagi sebagian besar mata pencaharian negara indonesia adalah petani. Dan kenapa masih banyak TKI dari negara Indonesia ini yang masih mengalami kekerasa dalam bekerja di negara lain. Apakah pemerintahan ini Cuma berpangku tangan ketika melihat  banyak korban TKI yang  mengalami kekerasan. Apa tidak sebaiknya pemerintah membuat kan lapangan pekerjaan untuk masyarakat, yang kebanyakan masyarakat kita menjadi penganguran. Kenapa banyak TKI kita ke negara lain, kenapa tidak TKA (Tenaga Kerja Asing) yang masuk ke negara kita. Coba kita sejenak intropeksi  mungkin kerja di negara kita gaji nya belum mencukupi untuk kebutuhan sehari hari, maka para TKI lebih memilih kerja di negara lain karena mendapatkan gaji yang memuaskan disana walaupun terkadang dengan taruhan nyawa.
(Nindia Aditia Putra,Mahasiswa UMM,MATKOM,2010)

Selasa, 06 Maret 2012

Kisah hidup

jadikan hidupmu bersinar untuk dirimu dan orang yang menyayangimu...
ok.